Bima / Werkodara / Bayusuta / Bhimasena


Bima merupakan putra kedua dari Pandu dan Dewi Kunti. Dalam kisah disebutkan bahwa Bima merupakan titisan dari Batara Bayu atau dewa angin. Bima yang memiliki tubuh yang gagah dan berotot adalah orang yang paling kuat dari para Pandawa lainnya. Meski memiliki sifat yang kasar dan cepat marah, namun Bima memiliki hati yang sangat lembut. Bima dikenal sebagai salah seorang dari Pandawa yang paling ditakuti oleh musuh.

Dalam bahasa sansekerta Bima berarti “mengerikan”, Bima juga memiliki nama lain yaitu Werkodara, Bayusuta, dan Bhimasena. Senjata Bima adalah kekuatan dan pusakanya yang berupa Gada Rujakpala. Dalam budaya Jawa, Bima dikenal memiliki pusaka Kuku Pancakenaka, Alugara, Bargawa dan Bargawasta.

Kekuatan Bima mulai menonjol ketika dirinya masih berusia anak-anak, ia menyimpan kekuatan yang sangat besar dibanding anak sebayanya. Sebagai anak kecil, Bima juga kerap jahil dan suka mengisengi sepupunya Kurawa. Salah satu orang yang sering menjadi korban kejahilannya adalah Duryudana, dan karena itu pula Duryudana menjadi sangat benci dengan Bima.

Kekuatan semakin bertambah ketika ia dan saudaranya yang lain (Pandawa dan Kurawa) sedang bermain di Sungai Gangga. Para Kurawa memberikan makanan dan minuman yang beracun pada Bima. Bima yang tidak mengetahui ulah para Kurawa segera memakan semua makanan tersebut sehingga pingsan. Oleh Kurawa, ia kemudian diikat dalam sebuah rakit dan dihanyutkan di Sungai Gangga.

Ditengah sungai muncul ular-ular yang segera mematuki tubuh Bima, dan ajaibnya bisa-bisa dari ular tersebut justru menjadi penangkal racun dari makanan yang telah ia makan tadi. Seketika Bima pun tersadar dan langsung membunuh ular-ular itu. Salah satu ular yang berhasil kabur melaporkan kejadian tersebut pada sang raja ular “Antaboga”.

Mendengar laporan tersebut, sang raja ular mengundang Bima dan memberinya dengan minuman yang jika diminum maka orang yang meminumnya akan memiliki kekuatan yang setara dengan sepuluh ekor gajah besar, dan Bima telah meminum hingga tujuh mangkuk!.

Dalam kisah lain disebutkan ketika Bima sampai di kerajaan raksasa Hidimbawana. Bima bertemu dengan seorang putri raksasa yang bernama Hidimbi atau Arimbi. Keduanya kemudian saling jatuh cinta. Namun kakak Arimbi yang bernama Hidimba marah besar mengetahui hal tersebut karena menganggap raksasa tidak pantas bercinta dengan seorang manusia. Hidimba pun mengajak Bima untuk bertarung.

Dalam pertarungan Bima berhasil membunuh Hidimba, dan menikahi Arimbi. Dari hasil percintaanya dengan Arimbi, Bima memiliki seorang putera yang diberi nama Gatotkaca. Nantinya, selain Gatotkaca Bima juga memiliki beberapa anak yaitu Antasena, Antareja, Sutasoma, dan Sarwaga.

Dalam perang besar Bharatayuddha, Bima adalah panglima perang dari Pandawa. Dalam perang tersebut Bima mati-matian bertarung satu lawan satu dengan Duryudana. Dalam pertarungan yang tidak seimbang tersebut karena Duryudana ternyata seorang sakti yang tidak bisa terluka, Bima terus menyerang Duryudana hingga kecapaian.

Dalam kisah lain disebutkan bahwa kesaktian Duryudana didapatkan ketika dirinya masih bayi, ia dimandikan oleh ibunya dengan air suci, namun ketika sedang diguyur oleh air suci itu sebuah daun gugur dan menutupi paha Duryudana, sehingga bagian pahanya tidak terkena air suci. Krisna segera memanggil Arjuna untuk memberi tahu Bima tentang kelemahan Duryudana tersebut.

Karena tidak memungkinkan untuk memberitahu Bima dengan kata-kata, Arjuna menunjuk pahanya yang langsung dimengerti oleh Bima dan segera menghantamkan senjatanya pada bagian paha Duryudana yang langsung ambruk seketika.

Kehidupan Bima berakhir dalam perjalannnya menuju gunung Himalaya, ia meninggal secara sempurna dan masuk surga sebagaimana saudaranya yang lain.

0 comments:

Post a Comment